Selasa, 15 Agustus 2017

HIDROLOGI

Hidrologi umumnya didefinisikan sebagai ilmu yang berurusan dengan keterkaitan antara air di atas dan bawah bumi dan juga di atmosfer. Hidrologi berurusan dengan memperkirakan besarnya banjir sebagai akibat dari curah hujan.

Selasa, 21 Maret 2017

Buku Biru DKI Jakarta : Pedoman Pengajuan Dokumen Rancangan Instalasi dan Pelengkapan Bangunan Gedung - INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BERBASIS AIR DAN KIMIA PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB - 8 
INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BERBASIS AIR DAN KIMIA 
PADA BANGUNAN GEDUNG


8.1  Ruang Lingkup. 
Perancangan Instalasi proteksi kebakaran berbasis air dan kimia dalam bangunan gedung, mencakup : (1)  Alat Pemadam Api Ringan/Kimia; 
(2)  Instalasi Pipa tegak dan Slang Kebakaran; 
(3)  Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis; 
(4)   Instalasi Pompa Kebakaran. 

8.2  Alat Pemadam Api Ringan/Kimia

8.2.1  Laporan Perancangan. 
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut : 

(1)  Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:  
(a) Klasifikasi bahaya kebakaran 
(b) Jumlah dan Perletakan APAR 
(c) Jenis dan berat APAR 

(2)  Peraturan, Standar dan Referensi. 

(a)  Peraturan khusus.   
(Belum ada) 
(b)  Standar. 
1)  SNI 3988 – 1995, Pengujian kemampuan pemadaman dan penilaian alat pemadam api ringan. 

(c)  Referensi. 
1)  NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association. 
2)  NFPA 10, Standard For Portable Fire Extinguishers, 2013 edition, National Fire Protection Association. 

(3)  Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi: 
(a)  Perhitungan untuk menentukan lokasi dan jumlah APAR setiap lantai,
(b)  Perhitungan untuk menentukan kapasitas pemadam kebakaran dengan bahan lain, misalnya dengan prinsip “total flooding” serta persyaratan ventilasi pasca pemadaman.  

(4)  Uraian Cara Kerja Sistem.  
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

(5)  Data Teknis Peralatan.  
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

8.2.2  Gambar Rancangan. 
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1)  Daftar gambar;
(2)  Notasi gambar dan penjelasannya;
(3)  Gambar tata letak APAR pada setiap lantai. (Untuk lantai tipikal cukup 1 lantai).
(4)  Gambar Alat Pemadam Api jenis “Total Floading”, harus dilengkapi dengan gambar sistem, kapasitas silinder, katup-katup, alat penurun tekanan, ukuran pipa, dan lain-lain.
(5)  Gambar tata letak APAR dapat digabung dengan tata letak hidran gedung dan/atau springkler kebakaran otomatis.

8.2.3  Lampiran - Lampiran. 
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

8.3  Instalasi Pipa tegak dan slang kebakaran. 

8.3.1  Laporan Perancangan. 
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)  Kriteria Perancangan. 
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a) Tingkat bahaya kebakaran
(b) Pembagian zona pemadaman
(c) Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh.
(d) Sumber air
(e)  Kapasitas reservoir
(f) Kapasitas pompa kebakaran
(g) Jumlah dan perletakan hidran dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standar Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.

(2)  Peraturan, Standar dan Referensi. 

(a)  Peraturan khusus. 
(Belum ada)

(b)  Standar.
1)  SNI 1745 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.
2)  SNI 6570 – 2001, tentang “Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.

(c)  Referensi.
1)  Milosh T Purchovky PE, Kenneth E Isman PE, Fire Pump Handbook, National Fire Protection Association, 1998 atau edisi terbaru.
1)  NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
2)  NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems.
3)  NFPA 20: Standar for the Installation Of Stationary Pumps For Fire Protection.

(3)  Perhitungan-Perhitungan. 
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a)  Perhitungan jumlah pipa tegak.
(b)  Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(c)  Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki.
(d)  Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(e)  Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa distribusi dan pipa cabang.

(4)  Uraian Cara Kerja Sistem. 
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

(5)  Data Teknis Peralatan. 
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

8.3.2  Gambar Rancangan,
(1)  Daftar gambar;
(2)  Notasi gambar dan penjelasannya.

(3)  Gambar tapak bangunan (site plan), yang menunjukkan :
(a)  jalur “Hidran Kota” (kalau belum tersedia, asumsi perletakan hidran kota);
(b)  jalur “Hidran Halaman” (jika diperlukan), termasuk koneksi dengan jalur Hidran Kota;
(c)  posisi sambungan pemadam kebakaran (Seamese Connection);
(d)  akses jalan masuk Mobil Pemadam Kebakaran”.dan
(e)  Lokasi Perkerasan untuk kedudukan “Mobil pemadam kebakaran” serta akses jalan masuk Regu Pemadam Kebakaran ke dalam bangunan.

(4)  Denah bangunan, yang menunjukkan kompartemenisasi bangunan, lokasi “Tangga Eksit” dan lokasi Pipa Tegak.

(5)  Diagram skematik sistem pipa tegak dan slang kebakaran, yang menunjukkan :
(a)  pemipaan pipa tegak dan slang kebakaran,
(b)  pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese); dan
(c)  pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya.

(5)  Gambar tapak bangunan yang menunjukkan jalan evakuasi darurat kebakaran.
(6)  Gambar tata letak kotak hidran gedung pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).
(6)  Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat.
(7)  Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki.

8.3.3  Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

8.4  Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis.

8.4.1 Laporan Perancangan. 
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)  Kriteria Perancangan. 
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a)  Perletakan dan jumlah katup kendali utama dan katup kendali cabang
(b)  Perletakan katup pengetesan
(c)  Sisa tekanan minimum pada kepala springkler terjauh
(d)  Sumber air
(e)  Kapasitas reservoir
(f)  Kapasitas pompa kebakaran
(g)  Jumlah dan perletakan kepala springkler dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standard Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.

(2)  Peraturan, Standar dan Referensi. 

(a)  Peraturan Khusus. 
(Belum ada)

(b)  Standar
1)  SNI 3989 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.

(c)  Referensi.
1)  Milosh T Purchovky PE, Automatic Sprinkler Systems Handbook, National Fire Protection Association, 1999 edition, atau yang terbaru.
2)  NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
3)  NFPA 13: Standar For The Installation Of Sprinkler Systems

(3)  Perhitungan-Perhitungan. 
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a)  Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(b)  Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki (bila menggunakan sistem parsial).
(c)  Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(d)  Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa distribusi dan pipa cabang.

(4). Uraian Cara Kerja Sistem 
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.

(5). Data Teknis Peralatan. 
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.

8.4.2 Gambar Rancangan, 
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa merupakan gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :
(1)  Daftar gambar;
(2)  Notasi gambar dan penjelasannya.

(3)  Diagram skematik sistem springkler kebakaran otomatis, yang menunjukkan :
(a)  pemipaan pipa tegak springkler kebakaran otomatis (bila menggunakan sistem parsial),
(b)  pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese) (bila menggunakan sistem parsial); dan
(c)  pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya. (bila menggunakan sistem parsial),

(4)  Gambar tata letak kepala springkler pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).
(5)  Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat. (bila menggunakan sistem parsial),

(6)  Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki. (bila menggunakan sistem parsial),
(7)  Skedul peralatan yang digunakan.

8.4.3  Lampiran-Lampiran. 
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

Kamis, 19 Januari 2017

Buku Biru DKI Jakarta : Pedoman Pengajuan Dokumen Rancangan Instalasi dan Pelengkapan Bangunan Gedung - INSTALASI TRANSPORTASI VERTIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

BAB - 6 
INSTALASI TRANSPORTASI VERTIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG  

6.1  Ruang Lingkup. 
Perancangan Instalasi Tata Udara pada Bangunan Gedung , mencakup :
(1)  Lif (Elevator);
(2)  Eskalator (Escalator, Tangga berjalan);
(3)  Travelator (Lantai berjalan);
(4)  Gondola;

6.2  Lift. 

6.2.1 Laporan Perancangan. 
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)  Peraturan, Standar dan Referensi. 

(a)  Peraturan Khusus.
(Belum ada)

(b)  Standar.
1)  SNI 2189 - 1999, tentang “Definisi, Istilah Lif dan Eskalator”
2)  SNI 6040 - 1999, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi”
3)  SNI 2190 - 1999, tentang “Konstruksi lif penumpang dengan motor traksi”
4)  SNI 2190.1 - 2000, tentang “Syarat syarat umum konstruksi lif yang dijalankan dengan transmisi hidrolis”.
5)  SNI 2190.2 - 2000, tentang “Syarat syarat umum konstruksi lif pelayan (dumbwaiter).
6)  SNI 6247.1 - 2000, tentang “Syarat-syarat umum lif pasien”.
7)  SNI 6247.2 - 2000, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang khusus untuk perumahan”.
8)  SNI 6573 - 2001, tentang “Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam gedung (lif)”  9)  SNI 7017.1 – 2004, tentang “Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik pada Bangunan Gedung, Pemeriksaan dan Pengujian Berkala”
10)  SNI 7017.2 - 2004, tentang “Tata Laksana Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik pada bangunan gedung”.
11)  SNI 7052 - 2004, tentang “Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin”.

(c)  Referensi.
1)  ASME A 17.1-1996, “Safety Code for Elevators and Escalators”,
2)  International Building Code, 2000,
3)  Uniform Mechanical Building Code, 2000,
4)  ASME A17.2 - 2001; Guide
5)  BS5655: Part 1: 1986 atau EN 81 Part 1: 1985 & E115 (Escalator).
6)  ANSI-IWCA I - 14.1.
7)  Gina Barney, Dr., “Elevator Traffic Handbook, Theory and Practice”, Spon Press, 2003.
8)  Barney G.C. and dos Santos, S.M., “Lift Traffic Analysis Design and Control”, Peter Peregrinus, Ltd, 1977.
9)  George R. Strakosch, Jeros, Baum and Bolles, “Vertical Transportation: Elevators and Escalator”, John Wiley & Sons, 1983.
10)  Philllips, R.S., “Electric Lift”, Pitman Publishing, Ltd, 1973.
11)  Barney G.C., and Loher AG.,“Elevator Electric Drives, Concept and Principles, Control and Practice”, Ellis Horwood Ltd., 1990.
12)  Lubomir Janovsky, “Elevator Mechanical Design, Principle and Concept”, Ellis Horwood Ltd., 1987.
13)  ILO, “Code of Practice for the Safe Construction and Installation of Electric Passenger, Goods and Service Lift”, International Labor Office, Geneva, 1972.
14)  Rodney R. Adler “Vertical Transportation for Buildings”, American Elsevier Publishing Co. Inc., 1970.
15)  Stein, Benjamin, Reynolds, John S., Grondzik, Walter T., Kwok, Alison G., “Mechanical and Electrical Equipment for Building”, John Wiley and Sons, 2006.

(2)  Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:

(a)  Lift (elevator) Penumpang.
1)  Jumlah penghuni setiap lantai dan bangunan keseluruhan.
2)  Jumlah lantai yang dilayani.
3)  Pembagian zona, single zone, multy zone.
4)  Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu elevator.
5)  5 Minute Handling Capacity.
7)  Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih.

(b).  Lift Barang.
1)  Jumlah lantai yang dilayani.
2)  Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu elevator
Apabila lif barang juga difungsikan sebagai lif penumpang, maka harus memenuhi persyaratan:
3)  Jumlah pengguna
4)  Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih
5) Pembagian zona
6) 5 Minute Handling Capacity

(c).   Lift Kebakaran
1)  Jumlah pengguna
2)  Kapasitas, ukuran kereta dan lebar pintu lif.
3)  Waktu tempuh maksimum dari lantai dasar/lobi utama sampai lantai teratas.
Apabila lif kebakaran juga difungsikan sebagai lif penumpang, maka harus memenuhi kriteria :
3)  Jumlah pengguna
4)  Waktu tunggu (waiting time) rata-rata yang dipilih
5) Pembagian zona
6) 5 Minute Handling Capacity

(3)  Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(a)  Pembagian Zona Pelayanan;
(b)  Penentuan jumlah unit Lif;
(c)  Kecepatan Lif;
(d)  Kapasitas Lif;
(e)  5 Minute Handling Capacity;
(f)  Waktu tunggu rata-rata (Average Waiting Time);
(g)  Daya listrik yang diperlukan.

(4)  Uraian Cara Kerja Sistem.
(a) sistem kontrol sejumlah lif yang dirancang menjadi satu kelompok, sistem kontrol lif yang bekerja secara individual, aksi sistem kontrol (control action) dalam kondisi kebakaran
(b) Catu daya listrik dalam keadaan normal dan darurat,.

(5)  Data Teknis Peralatan. 
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

6.2.2  Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1)  Daftar gambar
(2)  Notasi/simbol dan penjelasannya
(3)  Diagram sistem lif dan skedul lif
(4)  Gambar denah dan potongan lantai tipikal dan non tipikal yang menunjukkan lokasi lif dan lobi lift.
(5) Jalur evakuasi dalam keadaan darurat.
(6) Potongan hoistway
(7) Denah ruang mesin dan potongannya
(8) Gambar tampak pintu dan detailnya dilengkapi dengan tombol pemanggil, tombol kebakaran (untuk lif kebakaran) dan indikator posisi lif.
(9) Denah pintu darurat untuk high zone hoistway (express elevator).

6.2.3  Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

6.3  Eskalator dan Travolator 

6.3.1  Laporan Perancangan. 
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)  Kriteria Perancangan.  
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a)  Jumlah penghuni lantai-lantai yang akan dilayani
(b)  Pembagian Zona dan luas Zona pelayanan
(c)  Kapasitas
(d)  Lebar, tinggi tempuh dan sudut kemiringan tangga
(e)  Kecepatan
(f)  Pengaturan gerak (naik dan turun) eskalator
(g)  Sistem pengaman dan keselamatan.

(2)  Perhitungan-perhitungan. 
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(a)  Penentuan jumlah unit eskalator;
(b)  Kecepatan eskalator;
(c)  Kapasitas eskalator; dan
(d)  Daya listrik yang diperlukan.

(3)  Uraian Cara Kerja Sistem. 
(a) Sistem kontrol eskalator yang dirancang bekerja secara individual.
(b) Catu daya listrik dalam keadaan normal dan darurat

(5)  Data Teknis Peralatan.  
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

6.3.2  Gambar Rancangan. 
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
Diagram sistem eskalator dan skedulnya, denah tiap lantai yang menunjukkan lokasi eskalator dan arah sirkulasi, tampak samping (elevation).

6.3.3  Lampiran-Lampiran. 
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.

6.4  Gondola 

6.4.1  Laporan Perancangan 
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :

(1)  Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a)  Tinggi bagian gedung yang dilayani
(b)  Keliling gedung
(c)  Luas dan jenis permukaan kulit luar gedung/ bangunan (kaca/ aluminium/ granit dan lain-lain) yang dilayani
(d)  Sistem operasi (durasi, peralatan dan jumlah operator)
(e)  Sistem gondola, penggantung dan penyangga, dan sistem penggerak
(f)  Sistem pengamanan dan keselamatan.

(2)  Perhitungan-perhitungan.  
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(a)  Jumlah dan jenis gondola yang diperlukan untuk membersihkan permukaan dinding luar bangunan, disesuaikan dengan bentuk atap gedung;
(b)  Daya listrik yang diperlukan;
(c)  Analisis waktu yang diperlukan untuk membersihkan permukaan dinding luar.
(d)  Analisis keseimbangan gondola terhadap bahaya terguling dan faktor keselamatannya; dan
(e)  Analisis kekuatan dan defleksi rel.

(4)  Uraian Cara Kerja Sistem.
Cara kerja sistem yang perlu dijelaskan meliputi deskripsi tentang mekanisme penggerak horisontal gondola di atas atap, mekanisme penggerak lengan gondola (memanjang/ memendek, berputar) dan mekanisme penggerak vertikal (lifting) keranjang gondola, motor-motor penggerak, perangkat pengereman, perangkat keselamatan.

(5)  Data Teknis Peralatan. 
Laporan berisi data teknis dari peralatan yang digunakan.

6.4.2  Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1)  Gambar denah pergerakan gondola di atap (rel),
(2)  Gambar detil gondola dan keranjang gondola,
(3)  Sistem wire rope pengangkat keranjang gondola,
(4)  Sistem pengaman dan keselamatan,
(5)  Sistem catu daya listrik.

6.4.3  Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting.