Kamis, 09 Oktober 2014

Kolam Renang

I. Disinfection

     - Recommended PH : 7,2 - 7,8
     - Calcium hypochlorite (powdered or granular chlorine) should not be used in hot spas
        as it may promote scaling on heat exchanger and on hot water control valves which
        may lead to scalding
     - Cyanurate chlorine (stabilised chlorine) should not be used in indoor pools.
     - Bromine more suited to indoor pools.

II. Water Circulation
   - Semua kolam renang,kecuali kolam jenis flow-through (kolam arus bukan ya?)
      seharusnya direncanakan untuk sirkulasi secara kontinyu.


III. Rupa-rupa
     - Ukuran balancing tank 6-8% dari volume kolam renang
     - Ukurang ruang filter 1sqm per 10000L air kolam renang, ukuran minimum 6'x6'. Tinggi ruang harus
        cukup  buat orang mengoperasikan dan perawatan.
      - Kedalaman standar kolam renang
         Kolam renang utama        : 4'
         Kolam renang anak-anak : 1,5'
         Jacuzzi                             : 2,5' - 3'
       - Sistem skimmer umumnya untuk kolam renang ukuran kecil (luas permukaan
          <=75sqm).
       - Cara menentukan ukuran kolam renang adalah sebesar 2sqm luas permukaan/pemakai.
       - Menentukan jumlah lampu berdasarkan 1x300W per 25 sqm luas permukaan kolam renang.


Sumber : http://pwtag.org/technicalnotes/27-balance-tank-design-for-deck-level-pools/

Perhitungan volume balancing tank/surge tank :
1. Bather surge (Luapan orang yang masuk kedalam kolam)
    Tidak bisa dihitung secara pasti karena dipengaruhi oleh jumlah orang yang renang
     dan tingkat aktivitasnya. Sebagai pedoman didasarkan pada 50% dari beban seluruh
     orang yang renang dengan satu orang untuk 80 liter air yang meluap.
2. Air buat bakcwash filter.
     Data yang pasti didapat dari pabrik pembuat filter. Sebagai pedoman bisa didasarkan
     pada laju backwash 30 m/h per m2 untuk selang waktu 5-7 menit.

Tabel pemilihan pompa dan filter kolam renang :



Lampu kolam renang idealnya diletakkan 50-75cm dari permukaan air, bukan dari tinggi kolam. Tujuannya untuk memudahkan perawatan dan mendapatkan efek pencahayaan yang maksimal. Sisakan 1-2 meter kabel untuk proses perbaikan di kemudian hari.

Lumen yang dibutuhkan untuk kolam renang sebesar 0.7 lumens/m2.

Lampu kolam renang harus mengarah ke luar rumah anda jangan mengarah ke dalam rumah. Selain menyilaukan, pemandangannya jadi tambah jelek.

Kapasitas satu set Nozzel Inlet berkisar antara 5 – 7 m3/jam

Standart flow rate yang biasa dipakai dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40 m3/jam/m2.

Penguapan air dalam test rendam adalah –> 1 s/d 1,5 cm x luas penampang kolam (bibir kolam) perhari. 

Usahakan pada setiap saat nilai PH dari air kolam renang harus ideal di 7,2 – 7,6 ppm 
pada skala Test Kit.
Jika nilai PH lebih besar dari 7,6 ppm maka tambahkan Dry Acid sedikit demi sedikit
hingga nilai PH menjadi ideal.
Pemberian Dry Acid paling banyak dengan dosis 1 kg / 64 m3.
Jika nilai PH lebih kecil dari 7,2 ppm maka tambahkanlah Soda Ash sedikit demi sedikit
hingga nilai PH menjadi ideal.
Setelah penambahan Dry Acid atau Soda Ash, air dalam kolam renang di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi PH nya. Jika nilai PH nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas.

CHLORINE Test:
Pengobatan Harian:
Residual Chlorine yang ideal untuk air kolam renang adalah 1,0 – 1,5 ppm.
Jika residual Chlorine kurang dari 1,0 ppm tambahkan Chlorine sedikit demi sedikit hingga menjadi ideal, dengan dosis 2 gram per m3 air untuk setiap satu ppm.
Jika residual Chlorine lebih dari 1,5 ppm, seyogyanya kolam jangan dipakai untuk berenang/mandi, tunggulah beberapa jam hingga residual Chlorine akan turun akibat penguapan.
Pemberian Chlorine sebaiknya dilakukan pada sore hari menjelang malam hari, sebab sinar matahari yang panas bisa mengurangi kadar Chlorine dalam air kolam renang.
Pengobatan Bulanan:
Pengobatan bulanan pada air kolam renang lazim disebut ‘Super Chlorination’ atau ‘Shock Treatment’.
Pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri akan timbul kekebalan (imun) terhadap pemberian Chlorine yang berkadar rendah, oleh karena itu perlu pemberian Chlorine dengan kadar tinggi.
Shock Treatment ini dilakukan sebulan sekali.
Chlorine yang diberikan adalah 4 kali lipat dari rata-rata pemberian Chlorine untuk pengobatan harian.

PETUNJUK PEMAKAIAN CHLORINE & PH TEST

UNTUK PENJERNIHAN AIR KOLAM RENANG
Bersihkanlah kedua tabung Test Kit dengan air bersih beberapa kali.
Isilah kedua tabung tersebut dengan air kolam yang berada 30 cm dibawah permukaan air sesuai dengan garis tanda maksimal yang terdapat pada kedua tabung tersebut. Proses berikutnya harus terlindung dari sinar matahari langsung.
Masukkan 5 tetes OTO INDICATOR SOLUTION pada tabung A dan 5 tetes PHENOL RED INDICATOR SOLUTION pada tabung B. Tutuplah kedua tabung tersebut dengan kedua tutup tabung yang sudah tersedia , kemudian di kocok dan tunggu beberapa saat.
Bandingkanlah warna air dalam tabung A dengan warna standart pembanding A (CL).
Residual Chlorine yang ideal adalah 1,0 – 1,5 ppm.
Bandingkanlah warna air pada tabung B dengan warna standart pembanding B (PH).
PH yang ideal senilai 7,2 – 7,6 ppm.
Lakukan testing ini beberapa kali dengan tempat pengambilan air yang berbeda-beda.
Setelah digunakan, tabung Test Kit harus dicuci bersih.

PERHATIAN:
Residual Chlorine yang lebih tinggi dari 1,5 ppm dan nilai PH yang tidak ideal dapat menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.
Hindarilah sinar matahari pada Indicator Solution.
Contoh air setelah testing tidak boleh dimasukkan kedalam kolam.

-----///////-----------

Ketinggian titik inlet fitting kurang lebih antara 40cm-50cm dari nol plasa kolam renang.

Untuk harga inlet hayward biasanya dibanderol dengan harga sekitar $ 11.00 atau setara dengan Rp. 165.000,- sementara untuk inlet merek astral dibanderol dengan harga $ 7 atau sekitar Rp. 105.000,- untuk setiap produknya.


Selasa, 25 Maret 2014

Belajar Life Safety sesuai Peraturan Lokal

Meski agak menyimpang dari judul blog-nya, karena sedang belajar masalah life safety, numpang tempat dululah, mungkin suatu saat tulisan ini saya pindah ke tempat yang sesuai.
Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung (SNI 03-1735-2000) adalah referensi pertama yang saya baca. Ini poin-poin yang menurut saya cukup penting.
1. Ruang lingkup
Standar ini dimaksudkan sebagai acuan yang diperlukan dalam perencanaan jalan lingkungan dan akses ke bangunan gedung sehingga penyelamatan dan operasi pemadaman kebakaran dapat dilakukan seefektif mungkin.
3. Istilah dan definisi
    3.2. bukaan akses
bukaan/lubang yang dapat dibuka, yang terdapat pada dinding bangunan terluar, bertanda khusus, menghadap ke arah luar dan diperuntukkan bagi unit pemadam kebakaran dalam pelaksanaan penyelamatan penghuni dan pemadaman kebakaran.
   3.6 jalur akses
jalur pencapaian yang menerus dari perjalanan ke atau di dalam bangunan yang cocok digunakan untuk petugas pemadam kebakaran.
4. Jalan lingkungan
4.2 Jalur akses masuk dan lapisan perkerasan.
4.2.1 Di setiap bagian dari bangunan hunian dimana ketinggian lantai hunian tertinggi diukur dari rata-rata tanah tidak melebihi 10 m, maka tidak dipersyaratkan adanya lap[isan perkerasan kecuali diperlukan area operasional dengan lebar 4 m sepanjang sisi bangunan tempat bukaan akses diletakkan, asal ruang operasional tersebut dapat dicapai pada jarak maksimum 45 m dari jalur masuk mobil pemadam kebakaran.
4.2.2 Dalam tiap bagian bangunan ( selain bangunan kelas 1, 2 dan 3), perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan. Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan platform hidrolik, serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
a). lebar minimum lapis perkerasan 6 m dan panjang minimum 15 m. Bagian-bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran, lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m.
b). lapis perkerasan harus ditempatkan sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh kurang dari 2 m atau lebih dari 10 m dari pusat posisi bukaan akses pemadam kebakaran diukur secara horisontal.
c)*. lapis perkerasan harus dibuat dari lapisan yang diperkuat agar dapat menyangga beban peralatan pemadam kebakaran. Persyaratan perkerasan untuk melayani bangunan yang ketinggian lantai huniannya melebihi 24 m harus dikonstruksi untuk menahan beban statik mobil pemadam kebakaran seberat 44 ton dengan beban plat kaki (jack).
d)*. lapis perkerasan harus dibuat sedatar mungkin dengan kemiringan tidak boleh lebih dari 1 : 15, sedangkan kemiringan untuk jalur masuk maksimum 1 : 8,5.
e)*. lapis perkerasan dari jalur akses tidak boleh melebihi 46 m dan bila melebihi 46 m harus diberi fasilitas belokan.
f)*. radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang darui 10,5 m dan harus memenuhi persyar`atan.
g). tinggi ruang bebas di atas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil pemadam, minimum 5 m untuk dapat dilalui peralatan pemadam tersebut.
h). jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan asalkan lokasi jalan tersebut sesuai dengan persyaratan jarak dari bukaan akses pemadam kebakaran.
i). lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari bagian lain bangunan, pepohonan, tanaman atau lain-lain, dan tidak boleh menghambat jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam kebakaran.
4.2.3. Pada bangunan bukan hunian, seperti pabrik dan gudang serta bangunan hunian dengan ketinggian lantai hunian di atas 10 m, harus disediakan jalur akses dan ruang lapis perkerasan yang berdekatan dengan bangunan untuk peralatan pemadam kebakaran. Jalur akses tersebut harus mempunyai lebar minimal 6 m dan posisinya minimal 2 m dari bangunan dan dibuat minimal pada 2 sisi bangunan. Ketentuan jalur masuk harus diperhitungkan berdasarkan volume kubikasi bangunan seperti ditunjukkan dalam tabel 4.2.3.
Tabel 4.2.3 : Volume bangunan untuk penentuan jalur akses.
No
Volume bangunan
Keterangan
1
< 7.100 m3
Minimal 1/6keliling halaman.
2
> 7.100 m3
Minimal 1/6 keliling bangunan.
3
> 28.000 m3 
Minimal ¼ keliling bangunan.
4
> 56.800 m3 
Minimal ½ keliling bangunan.
5
> 85.200 m3 
Minimal ¾ keliling bangunan.
6
> 113.600 m3
Harus sekeliling bangunan.