Hunian tingkat bahaya kebakaran sedang misalnya area restoran (dining area), pertokoan (mercantil shop) beserta gudangnya, pabrik skala kecil, r kerja penelitian, r pameran otomotif (auto showrooms), garasi parkir, workshop atau area penunjang layanan hunian tingkat bahaya kebakaran sedang, dan gudang yang berisi komoditi kelas I atau kelas II seperti yang didefinisikan pada NFPA 13.
Hunian tingkat bahaya kebakaran berat misalnya pekerjaan perkayuan, bengkel kendaraan, layanan aircraft dan kapal, area memasak, showroom untuk produk tunggal, pameran besar dan gudangnya, proses manufaktur seperti pengecatan, pencelupan dan pelapisan, termasuk penanganan zat cair mudah terbakar. Termasuk juga pergudangan atau gudang proses selain komoditi kelas I dan kelas II.
Faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi APAR :
1. Luas dan susunan kondisi hunian gedung
2. Tingkat bahaya kebakaran
3. Kelas api yang akan diantisipasi
4. Sistem dan peralatan perlindungan lainnya.
5. Jarak tempuh untuk mencapai apar.
Sebagai tambahan, faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan:
1. Laju penyebaran kebakaran yang diantisipasi
2. Intensitas dan laju kenaikan panas
3. Asap yang dihasilkan dari benda yang terbakar
4. Aksesbilitas kebakaran untuk dijangkau dengan apar
Faktor-faktor untuk memilih apar yang tepat sesuai situasi :
1. Sifat bahan atau materi yang mudah terbakar yang dapat terpicu
2. Tingkat potensi kebakaran yang dihasilkan
3. Keefektifan apar pada kebakaran
4. Kemudahan pemakaian apar
5. Ketersediaan personel untuk mengoperasikan apar dan kemampuan fisik dan reaksi emosional yang dipengaruhi hasil pelatihan.
6. Kondisi temperatur lingkungan dan kondisi atmospir khusus lainnya (angin, aliran udara, adanya asap)
7. Kesesuaian apar dengan lingkungannya
8. Berbagai antisipasi reaksi merugikan antara apar dan material yang terbakar
9. Kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan operasi
10. Syarat pemeliharaan dan perawatan apar
Perencana proteksi kebakaran dapat membantu untuk menjamin pemilihan apar yang tepat dengan mengikuti prosedur sebagai berikut:
1. Menempatkan apar yang tepat dekat dengan bahaya kebakaran.
2. Menggunakan apar yang dapat digunakan lebih dari satu kelas kebakaran.
3. Penandaan yang jelas sesuai peruntukannya.
4. Melatih pekerja agar dapat menggunakan apar yang tepat.
Peletakan di dalam gedung.
Penempatan aktual apar dapat dilakukan dengan tepat melalui survei fisik dari area yang ingin dilindungi. Secara umum, lokasi yang dipilih seharusnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Distribusi yang merata
2. kemudahan aksesbilitas
3. relatif bebas dari blokade barang penyimpanan atau peralatan, atau keduanya
4. dekat dengan jalur jalan yang umum
5. dekat dengan pintu masuk dan keluar
6. bebas dari kemungkinan kerusakan fisik
7. selalu jelas terlihat
8. ditentukan berdasar lantai per lantai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar