BAB - 8
INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN BERBASIS AIR DAN KIMIA
PADA BANGUNAN GEDUNG
8.1 Ruang Lingkup.
Perancangan Instalasi proteksi kebakaran berbasis air dan kimia dalam bangunan gedung, mencakup : (1) Alat Pemadam Api Ringan/Kimia;
(2) Instalasi Pipa tegak dan Slang Kebakaran;
(3) Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis;
(4) Instalasi Pompa Kebakaran.
8.2 Alat Pemadam Api Ringan/Kimia.
8.2.1 Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a) Klasifikasi bahaya kebakaran
(b) Jumlah dan Perletakan APAR
(c) Jenis dan berat APAR
(2) Peraturan, Standar dan Referensi.
(a) Peraturan khusus.
(Belum ada)
(b) Standar.
1) SNI 3988 – 1995, Pengujian kemampuan pemadaman dan penilaian alat pemadam api ringan.
(c) Referensi.
1) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
2) NFPA 10, Standard For Portable Fire Extinguishers, 2013 edition, National Fire Protection Association.
(3) Perhitungan-perhitungan.
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
Perhitungan-perhitungan yang dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi:
(a) Perhitungan untuk menentukan lokasi dan jumlah APAR setiap lantai,
(b) Perhitungan untuk menentukan kapasitas pemadam kebakaran dengan bahan lain, misalnya dengan prinsip “total flooding” serta persyaratan ventilasi pasca pemadaman.
(4) Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5) Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.2.2 Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya;
(3) Gambar tata letak APAR pada setiap lantai. (Untuk lantai tipikal cukup 1 lantai).
(4) Gambar Alat Pemadam Api jenis “Total Floading”, harus dilengkapi dengan gambar sistem, kapasitas silinder, katup-katup, alat penurun tekanan, ukuran pipa, dan lain-lain.
(5) Gambar tata letak APAR dapat digabung dengan tata letak hidran gedung dan/atau springkler kebakaran otomatis.
8.2.3 Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
8.3 Instalasi Pipa tegak dan slang kebakaran.
8.3.1 Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a) Tingkat bahaya kebakaran
(b) Pembagian zona pemadaman
(c) Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh.
(d) Sumber air
(e) Kapasitas reservoir
(f) Kapasitas pompa kebakaran
(g) Jumlah dan perletakan hidran dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standar Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.
(2) Peraturan, Standar dan Referensi.
(a) Peraturan khusus.
(Belum ada)
(b) Standar.
1) SNI 1745 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.
2) SNI 6570 – 2001, tentang “Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
(c) Referensi.
1) Milosh T Purchovky PE, Kenneth E Isman PE, Fire Pump Handbook, National Fire Protection Association, 1998 atau edisi terbaru.
1) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
2) NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems.
3) NFPA 20: Standar for the Installation Of Stationary Pumps For Fire Protection.
(3) Perhitungan-Perhitungan.
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a) Perhitungan jumlah pipa tegak.
(b) Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(c) Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki.
(d) Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(e) Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa distribusi dan pipa cabang.
(4) Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5) Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.3.2 Gambar Rancangan,
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya.
(3) Gambar tapak bangunan (site plan), yang menunjukkan :
(a) jalur “Hidran Kota” (kalau belum tersedia, asumsi perletakan hidran kota);
(b) jalur “Hidran Halaman” (jika diperlukan), termasuk koneksi dengan jalur Hidran Kota;
(c) posisi sambungan pemadam kebakaran (Seamese Connection);
(d) akses jalan masuk Mobil Pemadam Kebakaran”.dan
(e) Lokasi Perkerasan untuk kedudukan “Mobil pemadam kebakaran” serta akses jalan masuk Regu Pemadam Kebakaran ke dalam bangunan.
(4) Denah bangunan, yang menunjukkan kompartemenisasi bangunan, lokasi “Tangga Eksit” dan lokasi Pipa Tegak.
(5) Diagram skematik sistem pipa tegak dan slang kebakaran, yang menunjukkan :
(a) pemipaan pipa tegak dan slang kebakaran,
(b) pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese); dan
(c) pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya.
(5) Gambar tapak bangunan yang menunjukkan jalan evakuasi darurat kebakaran.
(6) Gambar tata letak kotak hidran gedung pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).
(6) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat.
(7) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki.
8.3.3 Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
8.4 Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis.
8.4.1 Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a) Perletakan dan jumlah katup kendali utama dan katup kendali cabang
(b) Perletakan katup pengetesan
(c) Sisa tekanan minimum pada kepala springkler terjauh
(d) Sumber air
(e) Kapasitas reservoir
(f) Kapasitas pompa kebakaran
(g) Jumlah dan perletakan kepala springkler dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standard Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.
(2) Peraturan, Standar dan Referensi.
(a) Peraturan Khusus.
(Belum ada)
(b) Standar
1) SNI 3989 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.
(c) Referensi.
1) Milosh T Purchovky PE, Automatic Sprinkler Systems Handbook, National Fire Protection Association, 1999 edition, atau yang terbaru.
2) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
3) NFPA 13: Standar For The Installation Of Sprinkler Systems
(3) Perhitungan-Perhitungan.
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a) Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(b) Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki (bila menggunakan sistem parsial).
(c) Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(d) Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa distribusi dan pipa cabang.
(4). Uraian Cara Kerja Sistem
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5). Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.4.2 Gambar Rancangan,
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa merupakan gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya.
(3) Diagram skematik sistem springkler kebakaran otomatis, yang menunjukkan :
(a) pemipaan pipa tegak springkler kebakaran otomatis (bila menggunakan sistem parsial),
(b) pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese) (bila menggunakan sistem parsial); dan
(c) pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya. (bila menggunakan sistem parsial),
(4) Gambar tata letak kepala springkler pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).
(5) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat. (bila menggunakan sistem parsial),
(6) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki. (bila menggunakan sistem parsial),
(7) Skedul peralatan yang digunakan.
8.4.3 Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5) Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.2.2 Gambar Rancangan.
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa adalah gambar rancangan terkini yang sebenarnya akan dibangun dan meliputi gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya;
(3) Gambar tata letak APAR pada setiap lantai. (Untuk lantai tipikal cukup 1 lantai).
(4) Gambar Alat Pemadam Api jenis “Total Floading”, harus dilengkapi dengan gambar sistem, kapasitas silinder, katup-katup, alat penurun tekanan, ukuran pipa, dan lain-lain.
(5) Gambar tata letak APAR dapat digabung dengan tata letak hidran gedung dan/atau springkler kebakaran otomatis.
8.2.3 Lampiran - Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
8.3 Instalasi Pipa tegak dan slang kebakaran.
8.3.1 Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a) Tingkat bahaya kebakaran
(b) Pembagian zona pemadaman
(c) Sisa tekanan minimum pada hidran terjauh.
(d) Sumber air
(e) Kapasitas reservoir
(f) Kapasitas pompa kebakaran
(g) Jumlah dan perletakan hidran dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standar Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.
(2) Peraturan, Standar dan Referensi.
(a) Peraturan khusus.
(Belum ada)
(b) Standar.
1) SNI 1745 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.
2) SNI 6570 – 2001, tentang “Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
(c) Referensi.
1) Milosh T Purchovky PE, Kenneth E Isman PE, Fire Pump Handbook, National Fire Protection Association, 1998 atau edisi terbaru.
1) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
2) NFPA 14, Standard for the Installation of Standpipe and Hose Systems.
3) NFPA 20: Standar for the Installation Of Stationary Pumps For Fire Protection.
(3) Perhitungan-Perhitungan.
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a) Perhitungan jumlah pipa tegak.
(b) Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(c) Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki.
(d) Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(e) Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa distribusi dan pipa cabang.
(4) Uraian Cara Kerja Sistem.
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5) Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.3.2 Gambar Rancangan,
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya.
(3) Gambar tapak bangunan (site plan), yang menunjukkan :
(a) jalur “Hidran Kota” (kalau belum tersedia, asumsi perletakan hidran kota);
(b) jalur “Hidran Halaman” (jika diperlukan), termasuk koneksi dengan jalur Hidran Kota;
(c) posisi sambungan pemadam kebakaran (Seamese Connection);
(d) akses jalan masuk Mobil Pemadam Kebakaran”.dan
(e) Lokasi Perkerasan untuk kedudukan “Mobil pemadam kebakaran” serta akses jalan masuk Regu Pemadam Kebakaran ke dalam bangunan.
(4) Denah bangunan, yang menunjukkan kompartemenisasi bangunan, lokasi “Tangga Eksit” dan lokasi Pipa Tegak.
(5) Diagram skematik sistem pipa tegak dan slang kebakaran, yang menunjukkan :
(a) pemipaan pipa tegak dan slang kebakaran,
(b) pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese); dan
(c) pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya.
(5) Gambar tapak bangunan yang menunjukkan jalan evakuasi darurat kebakaran.
(6) Gambar tata letak kotak hidran gedung pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).
(6) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat.
(7) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki.
8.3.3 Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.
8.4 Instalasi Springkler Kebakaran Otomatis.
8.4.1 Laporan Perancangan.
Laporan perancangan sekurang-kurangnya memuat bagian-bagian sebagai berikut :
(1) Kriteria Perancangan.
Bagian ini harus berisi penjelasan ringkas dasar perancangan serta besaran parameter utama yang ditetapkan untuk kriteria perancangan:
(a) Perletakan dan jumlah katup kendali utama dan katup kendali cabang
(b) Perletakan katup pengetesan
(c) Sisa tekanan minimum pada kepala springkler terjauh
(d) Sumber air
(e) Kapasitas reservoir
(f) Kapasitas pompa kebakaran
(g) Jumlah dan perletakan kepala springkler dan sambungan dinas kebakaran (siamesse connection) yang sesuai dengan Standard Dinas Pemadam Kebakaran Propinsi DKI Jakarta.
(2) Peraturan, Standar dan Referensi.
(a) Peraturan Khusus.
(Belum ada)
(b) Standar
1) SNI 3989 - 2000 tentang “Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Springkler Otomatik Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung”.
(c) Referensi.
1) Milosh T Purchovky PE, Automatic Sprinkler Systems Handbook, National Fire Protection Association, 1999 edition, atau yang terbaru.
2) NFPA 1, Uniform Fire Code 2006, National Fire Protection Association.
3) NFPA 13: Standar For The Installation Of Sprinkler Systems
(3) Perhitungan-Perhitungan.
Perhitungan yang harus dimasukkan dalam laporan perancangan meliputi hal-hal sebagai berikut:
(a) Contoh perhitungan hidrolik untuk bagian yang kritis, yaitu titik pemadaman terjauh atau tertinggi dari sistem, berdasarkan gambar rancangan.
(b) Perhitungan untuk menentukan spesifikasi pompa kebakaran, dan pompa joki (bila menggunakan sistem parsial).
(c) Pemilihan pompa kebakaran dan pompa joki yang dipilih sesuai kurva pompa.
(d) Contoh perhitungan dalam menentukan ukuran pipa utama, pipa tegak, pipa distribusi dan pipa cabang.
(4). Uraian Cara Kerja Sistem
Perancang harus menguraikan garis besar cara kerja atau pengoperasian sistem, baik untuk bagian yang bekerja secara otomatik maupun “manual” pada waktu terjadi keadaan darurat kebakaran.
(5). Data Teknis Peralatan.
Laporan harus berisi data teknis dari peralatan utama yang digunakan.
8.4.2 Gambar Rancangan,
Gambar rancangan yang diserahkan untuk diperiksa merupakan gambar rancangan mutakhir yang sesungguhnya akan dibangun, dan meliputi jenis gambar berikut :
(1) Daftar gambar;
(2) Notasi gambar dan penjelasannya.
(3) Diagram skematik sistem springkler kebakaran otomatis, yang menunjukkan :
(a) pemipaan pipa tegak springkler kebakaran otomatis (bila menggunakan sistem parsial),
(b) pemipaan sambungan pemadam kebakaran (Seamese) (bila menggunakan sistem parsial); dan
(c) pompa kebakaran, lengkap dengan peralatan penunjangnya. (bila menggunakan sistem parsial),
(4) Gambar tata letak kepala springkler pada setiap lantai (untuk lantai tipikal cukup satu lantai).
(5) Gambar detail untuk menjelaskan pemasangan pompa, lengkap dengan alat ukur tekanan dan laju aliran untuk pengujian setempat. (bila menggunakan sistem parsial),
(6) Gambar detail tangki air bawah untuk kebutuhan proteksi kebakaran dan sekat-sekat yang ada di dalam tangki. (bila menggunakan sistem parsial),
(7) Skedul peralatan yang digunakan.
8.4.3 Lampiran-Lampiran.
Perancang harus melampirkan dokumen tambahan yang dianggap perlu, misalnya karakteristik unjuk kerja (performace characteristic) untuk menjelaskan peralatan dan/atau bagian instalasi yang penting untuk menghitung cara perhitungan yang dipakai.